Sabtu, 26 Februari 2011

Kisah si Raja Singa

Di sebuah hutan yang lebat, tinggallah sekolompok binatang yang telah hidup bersama selama ratusan tahun. Dulu, ketika binatang-binatang ini dipimpin oleh raja singa yang adil dan bijaksana, mereka hidup bersama, saling berdampingan, dan tolong menolong. Namun, telah beberapa tahun ini, hutan dikuasai oleh sang kingkong yang bodoh. Sang kingkong memiliki penasihat yang sangat dipercayainya, yaitu burung gagak. Namun karena kebodohannya, ia selalu dimanfaatkan oleh penasihat burung gagak, sehingga sering terjadi perpecahan di kawanan penghuni hutan tersebut.
Saat ini mereka sedang berada dalam krisis makanan karena ada gunung yang meledak. Asap dan debu dari gunung tersebut mencemari makanan mereka. Atas masukan dari burung gagak kepada raja kingkong, para penghuni hutan mengungsi ke bagian utara hutan. Burung gagak mengusulkan untuk pindah ke sana karena di sana banyak tumbuh pepohonan yang nyaman untuk ditinggali burung gagak dan gerombolannya. Namun, di tempat itu tanahnya sangat tandus, sehingga cadangan makanan tidak terlalu banyak. Hewan-hewan lainnya jadi kelaparan.
Simba, seorang anak singa yang besar di hutan itu, melihat keadaan teman-temannya dengan sedih. Simba adalah keturunan mantan raja hutan, Sang Singa. Simba menemui ayahnya untuk membujuk ayahnya supaya mau menjadi raja hutan kembali. Beberapa hewan hutan lainnya menemani Simba. Simba dan Ayamba (ceritanya nama ayahnya Simba) melakukan percakapan panjang lebar tentang ini. Ini yang mereka omongkan (ralat: kira-kira inilah yang mereka omongkan):
“Ayah, kenapa ayah turun jadi raja hutan? Secara keluarga kita udah dari tahun ke tahun memimpin hutan getooh”
“Memimpin dan mengelola komunitas hutan itu berat tau!”
“Tapi baginda Ayamba, kepemimpinan baginda saya nilai sangat baik. Kami juga merasa hak-hak kami terfasilitasi dengan baik”, ujar Pakde Jerapah.
“Anda juga sangat ramah, murah senyum, rajin menabung, dan tidak suka merokok”, tambah Gajah.
*saya juga nggak tau gimana caranya singa bisa senyum dan merokok*
“Tapi saya ingin hidup yang menyatu dengan alam, boi. Saya mau merenung dan berkontemplasi sendirian. Dengan begini, saya kembali kepada hakikat saya”
“Tapi bos, kalo bos terus-menerus mengasingkan diri seperti ini, si kingkong akan semakin menjadi-jadi. Apalagi si burung gagak serakah itu! Rakyat hutan akan semakin kelaparan. Lagi pula kita diciptakan untuk mengelola hutan. Itulah hakikat kita!”, ujar burung hantu yang bijaksana.
“Tapi bukankah dulu kalianlah yang menentangku dan menyuruhku turun? Kalian bilang kepemimpinanku tidak membawa pengaruh sama sekali. Kalian bilang kepemimpinanku dan kepemimpinan ular (ceritanya ular pernah memimpin selama beberapa dekade, dan si ular itu juga sangat serakah) sama aja. Nggak ada perbedaan!”
“Kami baru menyadarinya sekarang baginda.. Anda tidak menyuruh kami untuk melakukan ini-itu. Tapi Anda menjadi teladan kami. Anda menanamkan nilai-nilai luhur kepada kami, bukan hanya sekedar bungkusnya”, ucap rusa malu-malu.
“Baiklah, kalau begitu, saya akan menantang si kingkong untuk adu duel, untuk merebut kembali kepemimpinan ini. Tapi saya nggak bisa sendiri. Saya butuh kalian untuk membantu saya mengatur strategi. Kalian juga tidak boleh meninggalkan saya ketika saya telah menjadi raja hutan kembali. Rusa, kamu harus berjanji akan menanduk saya jika saya mulai berlaku tidak adil”
Rusa mengangguk.
“Jerapah, kamu harus mengangkat saya tinggi-tinggi, jika saya tergesa-gesa. Agar saya dapat melihat permasalahan dengan lebih luas dalam menentukan keputusan”
Jerapah menundukkan kepalanya, tanda berjanji.
“Gajah, kamu harus menendang saya jika saya mulai serakah”
Gajah setuju.
“Burung hantu, kamu harus selalu mencereweti saya jika saya tidak menjalankan hasil rapat anggota komunitas hutan ini”
Burung hantu ber-uhu setuju.
“Simba, bahkan kamu harus tega meluruskan ayah dengan cakarmu, jika ayah mulai melenceng. Kalo nggak kamu nggak dapet uang jajan *naon, deui!*”
“Sippo, ayah!”
“Dan terakhir yang perlu kalian ketahui, perubahan yang saya lakukan nggak bisa dilakukan sekejap. Saya bukan dewa, saya bukan malaikat. Saya perlu waktu dan dukungan dari kalian.”
Singkat cerita, akhirnya semua penghuni hutan bekerja sama dan berhasil mengangkat singa menjadi raja hutan kembali. Semuanya pun hidup bahagia, ceritanya live happily ever after gitu laah..

1 komentar:

  1. In a large forests, there is a group of animals. The animals that had a king, the lion. King of the jungle usually arrogant
    http://www.suksestoto.com/

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...